Selamat Datang Di Blog Iyan Al-Balangi.Terima kasih telah berkunjung.

Label

Wednesday, January 11, 2012

Makalah Bimbingan Konseling


Jenis-Jenis Bimbingan

A.    Layanan Orientasi
Adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru dan atau terhadap lingkungan yang baru dimasukinya.[1] Tujuannya tentu saja untuk membantu siswa  agar mampu menyesuaiakan diri terhadap lingkungan atau situasi yang baru. Materi kegiatan layanan orientasi menyangkut:
a.       Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah.
b.      Peraturan dan hak-hak kewajiban siswa.
c.       Organisasi dan wadah-wadah yang dapat membantu dan meningkatkan hubungan sosial siswa.
d.      Kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya.
e.       Peranan kegiatan bimbingan karier.
f.       Peranan pelayanan bimbingan dan konseling dalam membantu segala jenis masalah dan kesulitan siswa.

Adapun teknik-teknik yang dapat gunakan dalam layanan orientasi seperti:[2]
a)      Format lapangan, yaitu siswa melakuakn kegiatan keluar kelas atau ruangan dalam rangka mengakses objek-objek tertentu yang menjadi isi layanan.
b)      Format klasikal, yaitu kegiatan layanan orientasi dilakuakn di dalam kelas. Objek-objek yang menjadi isi layanan dibawa ke dalam kelas.
c)      Format kelompok, yaitu polanya sama dengan klasikal, dilakuakn secara berkelompok dan terdiri atas sejumlah peserta yang terbatas.
d)     Format individu, yaitu dilakukan terhadap individu-individu tertentudan disesuaikan dengan kebutuhan si klien.
e)      Format politik, yaitu konselor berupaya menghubungakan dan mengaktifkan pihak-pihak luar peserta pelayanan untuk memberikan dukungan dan fasilitas yang memudahkan pelaksanaan layanan dan menguntungkan peserta layanan.
B.     Layanan Informasi
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik (terutama orang tua) menerima dan memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat.[3] Jadi, menurut Ahmad Juntika, tujuan dari layanan ini adalah agar individu memiliki pengetahuan (informasi) yang memadai, baik tentang dirinya maupun tentang lingkungannya, lingkungan perguruan tinggi, masyarakat, serta sumber-sumber belajar termasuk internet.[4]
Materi layanan informasi menyangkut:
a.       Tugas-tugas perkembangan remaja akhir tentang kemampuan dan perkembangan pribadi.
b.      Usaha yangb dapat dilakukan untuk mengenal bakat, minat,  serta bentuk-bentuk penyaluran dan pengembangannya.
c.       Tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata krama dan sopan santun.
d.      Nilai-nilai sosial, adat istiadat, dan upaya yang berlaku dan berkembang di masyarakat.
e.       Mata pelajaran dan pembidangannya seperti program inti, program khusus, dan program tambahan.
f.       Sistem penjurusan, kenaikan kelas, syarat-syarat mengikuti EBTA/ EBTANAS.
g.      Fasilitas penunjang/ sumber belajar.
h.      Cara mempersiapkan diri dan belajar disekolah.
i.        Syarat-syarat memasuki suatu jabatan, kondisi jabatan, karir, serta prospeknya.
j.        Langkah-langkah yang perlu ditempuh guna menetapkan jabatan atau karir.
k.      Memasuki perguruan tinggi yang sesuai dengan cita-cita karir.
l.        Pelaksanaan pelayanan bantuan untuk masalah pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Selanjutnya, beberapa teknik yang biasa digunakan untuk layanan informasi ialah:[5]
1)      Ceramah, tanya jawab, atau diskusi.
2)      Melalui media seperti alat peraga, media tulis, media, gambar, poster, dan sebagainya.
3)      Acara khusus, seperti “Hari tanpa asapa rokok”, “Hari Lingkungan Hidup”, dan sebagainya.
4)      Nara sumber, yaitu layanan diberikan dengan cara mengundang nara sumber.
C.    Layanan Penempatan dan Penyaluran
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik untuk memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya di dalam kelas, kelompok, belajar, jurusan, atau program studi, progaram pilihan, magang, kegiatan kurikuler/ ekstrakurikuler) sesuai dengan potensi, bakat, dan minat serta kondisi pribadinya.[6] Tujuannya ialah agar siswa bisa menempatkan diri dalam program studi akademik dan lingkup kegiatan nonakademik yang menunjang perkembangannya serta semkin merealisasikan rencana masa depan.
Materi kegiatan layanan penempatan dan penyaluran meliputi:
a.       Penempatan kelas siswa, program studi/jurusan dan pilihan ekstrakurikuler yang dapat menunjang pengembangan sikap, kebiasaan, kemampuan bakat, dan minat.
b.      Penempatan dan penyaluran dalam kelompok sebaya, kelompok belajar, dan organisasi kesiswaan serta kegiatan sosial sekolah.
c.       Membantu dalam kegiatan program khusus sesuai dengan kebutuhan siswa, baik pengajaran, perbaikan, maupun program pengayaan dan seleksi masuk perguruan tinggi melalui jalur PMDK atau UMPTN.
d.      Menempatkan dan menyalurkan siswa pada kelompok yang membahas pilihan khusus progaram studi sesuai dengan rencana karir, kelompok latihan keterampilan, dan kegiatan ekstrakurikuler atau magang yang diadakan sekolah atau lembaga kerja/ industri.
Wujud kegiatan layanan penempatan dan penyaluran adalah penempatan duduk siswa di dalam kelas, penempatan duduk siswa dalam kelompok belajar, penempatan dan penyaluran siswa dalam kelompok kegiatan bakat dan miant khusus atau ekstrakurikuler, penempatan dan penyaluran siswa pada posisi tertentu dalam organisasi kesiswaan atau organisasi lainnya di lingkungan sekolah, pemindahan siswa ke sokolah atau lembaga pendidikan yang lebih sesuai, penggantian mata pelajaran tertentu yang sesuai dengan pilihannya, pemindahan asrama abgi siswa yang kost, pemindahan tempat tinggal, dan sebagainya.  
D.    Layanan Bimbingan Belajar
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian.[7] Menurut Hellen, materi kegiatan bimbingan belajar meliputi:[8]
a.       Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk mencari informasi dari berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan narasumber lainnya, mengembangkan keterampilan belajar, mengerjakan tugas-tugas pelajaran, dan menjalani program penilaian hasil belajar.
b.      Pengembangan dan pemantapan disiplin belajar dan berlatih, abik secara mandiri maupun kelompok.
c.       Pemantapan penguasaan materi program belajar di sekolah sesuai dengan perkembangan ilmu teknologi, dan kesenian.
d.      Pemantapan pemahaman dan pemanfaattan kondisi fisik, sosial, dan budaya yang ada disekitar sekolah, lingkungan sekitar, dan masyarakat untuk pengembangan pengetahuan dan kemampuan serta pengembangan pribadi.
e.       Orientasi dan informasi tentang pendidikan yang lebih tinggi, pendidikan tambahan.
Dalam pelaksanaannya layanan bimbingan belajar dilaksanakan melaui tahap-tahap sebagai berikut:[9]
a)      Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar.
b)       Pengungkapan sebab-seba terjadinya masalah belajar.
c)      Pemberian bantuan pengentasan masalah bantuan.
E.     Layanan Penguasaan Konten
Menurut Prayitno, layanan penguasaan konten merupakan suatu layanan bantuan kepada individu (siswa) baik sendiri maupun dalam kelompok untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar. Tujuannya ialah agar siswa menguasai aspek-aspek konten (kemampuan dan kompetensi) tertentu secara terintegrasi.
Materi layanan penguasaan konten meliputi:
a.       Pengembangan kehidupan pribadi.
b.      Pengembangan kemampuan hubungan sosial.
c.       Pengembangan kegiatan belajar.
d.      Pengembangan dan perencanaan karir.
e.       Pengembangan kehidupan berkeluarga.
f.       Pengembangan kehidupan beragama.
Layanan ini umumnya diselenggarakan secara langsung (bersifat direktif) dan tatap muka memaluai format klasikal, kelompok, atau individual.pembimbinga atau konselor  secara aktif menyajikan bahan, memberi contoh, merangsang (memotivasi siswa), mendorong dan menggerakkan siswa untuk berpartisipasi secara aktif mengikuti materi dan kegiatan pelayanan.
F.     Layanan Konseling Individual
Yaitu bantuan yang diberikan oleh konselor kepada seorang siswa  dengan tujuan berkembangnnya potensi siwa, mampu mengatasi masalah sendiri, dan dapat menyesuaikan diri secara positif.[10] Pembahasan masalahnya bersifat holistik dan mendalam serta menyentuh hal-hal penting tentang diri klien. Tujuannya ialah agar klien memahami kondisi dirinya, lingkungannya,permasalah yang dialami, kekuatan dan kelemahan dirinya sehingga klien mampu mengatasinya.
Menurut Syamsu Yusuf dan Ahmad Juntika, materi layanan konseling individual meliputi:[11]
a.       Pemahaman dan kemampuan untuk mengembangkan kemampuan dirinya (aspek potensi kemampuan, emosi, potensi, sosial, dan moral spiritual.
b.      Menanggulangi masalah dan kesuliatan yang dihadapinya, baik menyangkut masalah pribadi, sosial, maupun karir.

Teknik – teknik yang diterapkan dalam konseling individual seperti:
a)      Kontak mata.
b)      Kontak psikologi.
c)      Ajakan untuk bicara.
d)     Mendengar dengan cermat, memehami secara tepat, dan merespond secara tepat dan positif.
e)      Keruntutan.
f)       Refleksi isi.
g)      Penyimpulan.
h)      Penafsiran.
i)        Konfrontasi,
j)        Ajakan untuk emmikirkan sesuatu yang lain.
k)      Peneguhan hasrat.
l)        Penfrustasian klien.
m)    Strategi tidak memaafkan klien
n)      Suasana diam.
o)      Transferensi dan kontra transferensi.
p)      Teknik eksperinsial.
q)      Interpretasi pengalamanmas lampau.
r)       Asosiasi bebas.
s)       Sentuhan jasmaniah.
t)       Penialaian, dan pelaporan.
G.    Layanan Bimbingan Kelompok
Yaitu suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok. Tujuannya ialah guna mengembangkan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampaun berkomunikasi peserta layanan. Topik yang dibahas bersifat umum untuk menjadi kepedulian bersama anggota kelompok.
Materi layanan bimbingan kelompok meliputi dua hal yaitu topik tugas dan topik bebas. Topik tugas yaitu topik atau pokok bahasan yang diberikan oleh pembimbing (pimpinan kelompok) kepada kelompok untuk dibahas. Sedangkan topik bebas ialah suatu topik atau poko bahasan yang dikemukakan secara bebas oleh anggota kelompok.
Teknik yang bisa diterapkan dalam layanan bimbingan kelompok, yaitu teknik umum dan permainan kelompok.
a)      Teknik umum meliputi:
1.       komunikasi multiarah secara efektif dan dinamis serta terbuka.
2.       pemberian rangsangan untuk menimbulkan inisiatif dalam pembahsan, diskusi, analisis, dan pengembangan argumentasi, dan pembahasan.
3.      dorongan minimal untuk memantapkan respons dan aktivitas anggota kelompok.
4.      penjelasan, pendalaman,  dan pemberian contoh untuk lebih memantapkan analisis, argumentasi, dan pembahasan.
5.      pelatihan untuk membentuk pola tingkah laku baru yang dikehendaki.
b)      Permainan kelompok.
G. Layanan Konseling Kelompok.
            Layanan konseling kelompok mengikuti sejumlah peserta dalam bentuk kelompok dengan konselor sebagai pemimpin kegiatan kelompok. Adapun perbedaan antara bimbingan kelompok dan konseling kelompok ialah:[12]
a.       Bimbingan kelompok:
-          Pokok bahasan: masalah atau topic umum, bak yang bersifat bebas maupun tugas.
-          Para peserta melakukan pembahasan tanpa secara khusus menyangkutpautkan isi pembicaraannya itu kepada peserta tertentu.
b.      Konseling Kelompok:
-          Pokok bahasan: masalah pribadi yang bersifat bebas.
-          Para peserta melakukan pembahasan dengan setiap kali mengingat bahwa isi pembicaraannya itu adalah bertujuan untuk membantu pemecahan masalah yang sedang dibicarakan yang dialami oleh salah seorang rekan kelompoknya.
            Secara umum tujuan layanan konseling kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususya kemampuan berkomunikasinya. Melalui layanan konseling kelompok, hal-hal dapat menghambat atau menggangu sosialisasi dan komunikasi siswa di ungkap dan didinamikakan melalui berbagai teknik, sehingga kemampuan sosialisasi dan berkomunikasi siswa berkembang secara optimal. Melalui layanan konseling kelompok juga dapat dientaskan masalah klien (siswa) dengan memanfaatkan dinamika kelompok.
            Layanan konseling kelompok membahas masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. Secara bergiliran anggota kelompok mengemukakan maslah pribadinya secara bebas, selanjutnya dipilah man ayang akan dibahas dan dientaskan terlebih dahulu dan seterusnya.
            Beberapa teknik yang bisa digunakan dalam layanan konseling kelompok adalah : pertama, teknik umum(pengembangan dinamika kelompok). Secara umum, teknik-teknik yang digunakan dalam penyelenggaraan layanan konseling kelompok mengacu kepada berkembangnya dinamika kelompok yang diikuti oleh seluruh anggota kelompok untuk mencapai tujuan layanan.
            Kedua, teknik permainan kelompok. Dalam layanan konseling kelompok dapat diterapkan teknik permainan baik sebagai selingan maupun sebagai wahana (media) yang memuat materi pembinaan materi.[13]
H. Layanan Konsultasi
            Layanan konsultasi merupakan layanan konseling yang dilaksankan oleh konselor (pembimbing) terhadap seorang pelanggan (konsulti) yang memungkinkannya memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam menangani kondisi atau permasalah pihak ketiga. Prayitno (2004) menyatakan bahwa konsultasi pada dasarnya dilaksanakan secara perorangan dalam format tatap muka antara konselor (sebagai konsultan) dengan konsulti. Konsultasi jiuga dapat dilaksanakan terhadap dua orang konsulti atau lebih, terutama apabila konsulti-konsulti itu menghendaki.
            Secara umum layanan konsultasi bertujuan agar klien dengan kemampuannya sendiri dapat menangani kondisi atau permasalahan yang dialami oleh pihak ketiga. Pihak ketiga adalah orang yang mempunyai hubungan baik dengan konsulti, sehingga permasalahan yang dialami oleh pihak ketiga setidak-tidaknya sebahagian menjadi tanggung jawab konsulti.
            Secara lebih khusus, tujuan layanan konsultasi adalah agar konsultasi memiliki kemampuan diri yang berupa wawasan, pemahaman, dan cara-cara bertindak yang terkait langsung dengan suasana atau permasalahan pihak ketiga.
            Isi layanan konsultasi dapat mencakup berbagai bidang pengembangan sebagaimana telah disebutkan di atas. Layanan konsultasi dapat menyangkut pengembangan bidang pribadi, hubungan social, pendidikan, karier, kehidupan berkeluarga, dan kehidupan beragama. Dengan perkataan lain, isi layanan konsultasi dapat menyangkut berbagai bidang kehidupan yang luas yang dialami oleh individu-individu (pihak ketiga).
            Pertama, teknik umum. Teknik umum merupakan sejumlah tindakan yang dilakukan konselor untuk mengembangkan proses konseling konsultasi. Teknik ini diawali dengan menerima klien, mengatur posisi duduk, mengadakan penstrukturan, mengadakan analisis dan diskusi tentang permasalahan yang dihadapi hingga mengadakan penilaian dan laporan.
            Kedua, teknik khusus. Teknik ini dimaksudkan untuk mengubah tingkah laku klien, terutama berkenaan denagn masalah yang dialami pihak ketiga. Teknik ini diawali dengan perumusan tujuan, yaitu hal-hal yang ingin di capai klien dalam bentuk prilaku nyata, pengembangan prilaku itu sendiri, hingga peneguhan hasrat, pemberian nasehat, penyusunan kontrak, dan apabila perlu alih tangan kasus.
I. Layanan Mediasi.
            Istilah “mediasi” terkait dengan istilah “media” yang bersala dari kata “medium” yang berarti perantara. Dalam literature islmam istilah “mediasi” sama dengan “wasilah” yang juga berrati perantara. Berdasarkan arti di atas, mediasai bisa dimaknai sebagai suatu kegiatan yang mnegantarai atau menjadi wasilah atau menghubungkan yang semula terpisah. Juga bermakna menjalin hubungan antara dua kondisi yang berbeda dan mengadakan kontak sehingga dua pihak yang semula terpisah menjadi saling terkait. Melalui mediasi atau wasilah dua pihak yang sebelumnya terpisah menjai saling terkait, saling mengurangi atau meniadakan jarak, saling memperkecil perbedaan sehingga jarak keduanya menjadi lebih dekat.
            Menurut Prayitno (2004) layanan mediasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan konselor terhadap dua pihak atau lebih yang sedang dalam keadaan yang saling tidak menemukan kecocokan. Berdasarkan makna ini, layanan meduasi juga berarti layanan atau bantuan terhadap dua pihak atau lebih yang sedang dalam kondisi bermusuhan.
            Secara umum, layanan mediasi bertujuan agar tercapainya kondisi hubungan yang positif dan kondusif di antara para klien atau pihak-pihak yang bertikai atau bermusuhan. Dengan perkataan lain agar tercapai hubungan yang positif dan kondusif di antara siswa yang bertikai atau bermusuhan.
            Secara khusus, layanan mediasi bertujuan agar terjadi perubahan atas kondisi awal yang negative menjadi kondisi baru dalam hubungan antara kedua belah pihak yang bermasalah.
            Isi atau masalah yang dibahas dalam layanan mediasi adalah hal-hal yang berkenaan dengan hubungan yang terjadi antara individu-individu (para siswa) atau kelompok-kelompok yang sedang bertikai.
            Masalah-masalah yang menjadi isi layanan mediasi atau yang dibahas dalam layanan mediasi bukan masalah yang bersifat criminal. Dengan perkataan lain individu atau pihak yang menjadi klien dalam layanan mediasi, tidak sedang terlibat dalam kasus criminal yang menjadi urusan polisi.
            Ada dua teknik yang bisa diterapkan dalam layanan mediasi, yaitu teknik umum dan khusus. Pertama, teknik umum. Yang termasuk dalam  teknik umum adalah, penerimaan terhadap klien dan posisi duduk, penstrukturan, serta ajakan untuk bicara.
            Kedua, teknik khusus. Teknik-teknik khusus konseling perorangan bisa diterapkan dalam layanan mediasi, bertujuan untuk mengubah tingkah laku para peserta layanan (siswa yang berselisih). Beberapa teknik yang bisa di gunakan adalah informasi dan contoh pribadi, perumuan tujuan, pemberian contoh dan latihan tingkah laku, nasihat, serta peneguhan hasrat dan kontrak.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan berdasarkan uraian dimuka, maka dapat kita tarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Ada sembilan jenis pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu:
·         Layanan orientasi, yaitu layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru dan atau terhadap lingkungan yang baru dimasukinya. Tujuannya tentu saja untuk membantu siswa  agar mampu menyesuaiakan diri terhadap lingkungan atau situasi yang baru.
·         Layanan informasi, yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik (terutama orang tua) menerima dan memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat.
·         Layanan penempatan dan penyaluran yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik untuk memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya di dalam kelas, kelompok, belajar, jurusan, atau program studi, progaram pilihan, magang, kegiatan kurikuler/ ekstrakurikuler) sesuai dengan potensi, bakat, dan minat serta kondisi pribadinya.
·         Layanan bimbingan belajar, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian.
·         Layanan penguasaan konten, yaitu suatu layanan bantuan kepada individu (siswa) baik sendiri maupun dalam kelompok untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar.
·         Layanan konseling individual, yaitu bantuan yang diberikan oleh konselor kepada seorang siswa  dengan tujuan berkembangnnya potensi siwa, mampu mengatasi masalah sendiri, dan dapat menyesuaikan diri secara positif.
·         Layanan bimbingan kelompok, yaitu suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok. Tujuannya ialah guna mengembangkan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampaun berkomunikasi peserta layanan.
·         Layanan konseling kelompok, yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan  melalui dinamika kelompok.
·          Layanan konsultasi, yaitu layanan konseling yang dilaksankan oleh konselor (pembimbing) terhadap seorang pelanggan (konsulti) yang memungkinkannya memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam menangani kondisi atau permasalah pihak ketiga.
·         Layanan mediasi, yaitu layanan konseling yang dilaksanakan konselor terhadap dua pihak atau lebih yang sedang dalam keadaan yang saling tidak menemukan kecocokan


DAFTAR PUSTAKA

A., Hellen. 2005. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Quantum Teaching.

Nurihsan, Ahmad Juntika. 2006. Bimbingan & Konseling Dalam Berbagai Lapangan Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.

Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil), Jakarta: Ghalia Indonesia.

Priyatno dan Drs. Ermananti. 1999. Dasar-Dasar BImbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukardi, Dewa Ketut. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Konseling. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Tohirin. 2008. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah dan Madrasah  (Berbasis Integaral). Jakarta:RajaGrafindo Persada.

Willis, Sopyan S. 2004. Konseling Individdual, Teori dan Praktek .Bandung: Alfabeta.

Yusuf, Syamsu dan Ahmad Juntika Nurihsan. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rosdakarya.


[1] Drs. Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Konseling, (Jakarta: Asdi Mahasatya, 2002), h. 43.
[2] Drs. Tohirin, M.Pd., Bimbingan dan Konseling Di Sekolah dan Madrasah  (Berbasis Integaral), (Jakarta:RajaGrafindo Persada, 2008), h. 143-144.
[3] Ibid, h.44.
[4] Ahmad Juntika Nurihsan, M.Pd, Bimbingan & Konseling Dalam Berbagai Lapangan Kehidupan, (Bandung: Refika Aditama, 2006), h. 19.
[5] Drs. Tohirin, M.Pd., Op.Cit., h.149-150.
[6] Drs. Dewa Ketut Sukardi, Op.Cit., h. 45.
[7] Drs. Ketut Sukardi, Loc.Cit, h.46.
[8] Drs. Hellen A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:Quantum Teaching, 2005),h. 74-75.
[9] Prof.Dr. Priyatno dan Drs. Ermananti. Dasar-Dasar BImbingan dan Konseling (Jakarta:Rineka Cipta, 1999), h.279.
[10] Dr. Sopyan S. Willis, Konseling Individdual, Teori dan Praktek (Bandung: Alfabeta), h.35.
[11] Dr. Syamsu Yusuf dan Ahmad Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Rosdakarya, 2008), h.21.
[12] Prof. Dr. Prayitno, M.Sc. ED, Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil), (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1995), h. 74.
[13] Drs. Thohirin, M.Pd, Op.Cit. h.182.

No comments:

Post a Comment