Selamat Datang Di Blog Iyan Al-Balangi.Terima kasih telah berkunjung.

Label

Saturday, January 7, 2012

Perjalanan Religi


Menapaki Jejak Pendakwah Kalsel
Dari Sekumpul hingga Kalampayan

Memang sudah diniatkan, saya mau ziarah ke makam Syekh Muhammad Asyad Albanjari, di Kelampayan, setelah selesai skripsi. Dan waktu itu datang. Manisnya, waktu itu, teman saya Ahyaruddin mengajak saya buat jalan-jalan ziarah. Tak disia-siakan langsung saja saya iyakan.

Waktu itu kami berempat, dengan mengendarai  dua buah sepeda motor kami berangkat sekitar pukul sepuluh pagi dari Banjarmasin. Sampai ditujuan pertama, kami berkunjung ke Sekumpul. Disana kami ziarah ke makam Al-Allamah K.H Zaini Abdul Ghani. Entah kenapa tempat ini selalu memanggil, rasanya sudah ketiga kalinya di tahun ini (2011) saya berkunjung ke makam beliau.

Selesai dari sekumpul kami beranjak ke makam ayah dari Guru Sekumpul. Saya baru kali ini ke tempat ini. Seperti Sekumpul, kampung Keraton juga begitu teduh. Saya baru tahu bahwa ada makam orang shaleh di sini.
Perjalanan lanjut ke makam guru selanjutnya, seorang pendiri pondok pesantren Darussalam, Martapura. Malang tak bisa ditolak, ban kendaraan saya bocor. Kami harus berhenti sejenak di suatu kampung yang entah apa namanya.
Tiga puluh menit berlalu, kami pun bisa melanjutkan perjalanan. Kali ini kami langsung ke Kalampayan karena teman saya sudah duluan di sana. Hampir tiga tahun rasanya tidak pernah menjenguk Kalampayan lagi dan suasana masih tetap sama. Mungkin jumlah pengemis memang tidak sebanyak dulu namun tetap ada. Heran juga sebenarnya, mengapa mereka merelakan diri berpanas-panas, berdiri berjejer pinggir jalan untuk meminta-minta dari pada bekerja. Bahkan, mereka mengacuhkan anak-anak mereka yang juga meminta-minta hingga bergelantungan di mobil-mobil pengunjung. Hhhhh…potret negeriku.
Selesai dari Kalampayan kami ziarah ke makam Ayah dari Syekh Arsyad Albanjari yang terletak tidak jauh dari sana.
Dalam perjalanan pulang, Ahyar masih sempat mengajak mampir ke beberapa kubah guru lagi, seperti Kubah Guru Syahrani Arif dan kubah guru yang tidak sempat kami singgahi tadi.
Waktu sampai di kota Martapura, kira-kira ba’da Ashar, kami singgah kembali ke Sekumpul sekadar membeli sesuatu dan mencicipi pentol di sana. Hmm…enak.
Terakhir, perjalanan religi ini ditutup dengan menyinggahi makam guru-guru di Tunggul Irang, kalau tidak salah ingat ya nama kampungnya itu, yang juga merupakan tanah kelahiran guru Sekumpul.

Sekitar jam 5, kami mampir dulu ke pasar Martapura buat membeli kitab. Mendapatkan apa yang diinginkan, kami meneruskan perjalanan menuju Banjarmasin.
Puas rasanya seharian dalam perjalanan kali ini. Semoga, spirit para pendakwah kalsel tersebut bisa mengaliri darah-darah kami agar selalu istiqamah di jalan Allah. Doakan kami wahai Guru-Guru.

2 comments:

  1. Kada...cuma memang banyu naik, foto terakhir di Tunggul Irang,lain kalampayan.

    ReplyDelete