Dilema
Mbak Lexi (Kiri), Mas Re (Tengah), dan Neng Ecy (Kanan)
Suatu sore,
Mas Researcher (Mas Re) lagi asyik menonton film di sela-sela mengerjakan tesis
proposalnya. Mbak Lexical approach (Lexi) dan Neng Reading fluency (Ecy) duduk
di sofa tak jauh dari tempat duduknya.
Mbak Lexi : Mas, kamu tu serius gak sih sama kita?
Mas Re : Maksudmu?
Neng Ecy : Iya, maksud mbak Lexi kita ini udah berbulan-bulan lo bersama,
tapi gak ada tanda-tanda mau ke arah yang lebih serius. Seminar misalnya.
Mbak Lexi : Iya Mas, kami pengin mendapat
kejelasan apakah kami beneran akan jadi tesis Mas.
Mas Re : Lexi dan Ecy, sabar donk. Mas sedang
memikirkan itu. Mas sedang memikirkan teori dan mencari justifikasi buat kalian
berdua.
Neng Ecy : Tapi kayanya ini dah terlalu lama deh. Mas kebanyakan mikir dan
kerja gak jelas.
Mas Re : Memangnya gak boleh santai sedikit. Mas lagi nyari norm buat kamu
Cy, gimana cara ngetes, oral apa silent, one or two alternatives and masih
banyak lagi hal lainnya.
Mbak Lexi : Mas beneran lagi mikirin two
alternatives? Aku denger mas mo ganti aku ya dengan pendekatan yang lebih
mudah? Repeated reading, choral reading atau apalah itu. Terus mas juga mulai
tertarik sama move-language analysis? Mas mau ninggalin aku? Mentang-mentang
mami aku udah gak ada di sini ya! Hiks.
(Neng Ecy mendekat dan
mencoba menyabarkan Mbak Lexi yang sedang marah, ia mencoba menghapus butir
bening yang jatuh di pipi Mbak Lexi).
Mas Re (menjawab gusar) : Terus? Mengetahui semua itu kalian
ingin pergi. Aku juga sedang berusaha memahami kalian. Aku ingin mengerti kalian
sepenuh hati. Aku ingin memahami betul apa yang aku kerjakan.
Neng Ecy : Tapi sampai kapan, Mas. Beri
kami batas waktu dan kepastian. Neng mah gak nuntut yang ribet-ribet, cuma
automaticity, prosody sama accuracy. Mas baca donk dengan bener jurnal-jurnal
dan artikel yang membahas itu semua. Mas cari para mbah dan cucunya sekarang yang
sudah pernah kenalan sama Ecy, gimana penelitian mereka. Find your position, Mas. Justify
bahwa apa yang Mas lakukan sekarang bisa memperkuat teori yang telah ada. Gak
susah Mas kalau sungguh-sungguh. Tapi kesungguhan itu sendiri yang sekarang mas
harus temukan pertama kali.
Neng Ecy dan Mbak Lexi memutuskan
pergi. Mereka meninggalkan ruangan itu. Hanya Mas Re yang tinggal
sendiri. Menatap tanggal di kalender yang terpampang di dinding. Hari berlalu,
tapi proposal penelitiannya seperti tak bergeming. Tergeletak diam. Hanya detak jam dinding yang terus bersuara dan memburu.
Kadang
variable itu kaya cewek, ada saat-saat susah buat dimengerti tapi kita sudah
terlanjur sayang buat melepas.
*Kebayang lagi dimarahi variabel-variabel gara-gara telat seminar
numpang nyengir..#bayangan pak Adnan muncul
ReplyDelete:-p