Selamat Datang Di Blog Iyan Al-Balangi.Terima kasih telah berkunjung.

Label

Monday, January 21, 2013

Octa, My Rabbit


Melepasmu Selamanya


Semua begitu terang
Dan aku takkan lagi menahanmu untuk alasan lain
Tak ada
Satu pun itu

Sekian lama kita bersama
Namun benar bahwa kurasa semua itu hampa
Tak ada chemistry di antara kita
Aku dan kau takkan pernah seirama

Cukup sudah sikapmu padaku
Selalu menjauh
Berlari dan tak acuh
Kini kurasa memang saatnya
Untukku menjualmu
Ya, menjualmu
Octa….
January, 21, 2013

Octa adalah keliciku peliharaanku. Namanya kuberikan sesuai dengan bulan aku membelinya, Oktober. Waktu itu dia merupakan pengganti Ponijah dan Paijo, dua kelinci milikku sebelumnya yang mati dimakan kucing. Nasib mereka begitu naas. Paijo mati dengan hanya tersisa ekor. Sementara Ponijah hanya tersisa separuh kepalanya. Miris sekali aku melihat akhir hidup mereka.
Tak seperti Ponijah dan Paijo yang dibeli di pasar minggu, aku membeli Octa di Pasar Burung, Malang. Waktu itu aku melihat Octa sebagai kelinci yang lincah dibanding teman-temannya yang lain. Warnanya juga cantik. Meski ia bukan kelinci hias seperti halnya Ponijah. Bulunya bersih dan ukurannya juga besar. Kemungkinan umurnya sekitar dua bulan setengah. Aku berminat dan kuputuskan untuk membawanya pulang dengan harga 40 ribu rupiah.
Bulan demi bulan berlalu. Sekali atau dua kali seminggu Octa kulepaskan dan kubiarkan bermain-main di sekitar area jemuran yang berada di atap kos-kosan kami. Dia begitu sehat dan tubuhnya makin besar. Selain itu dia juga lincah. Meski demikian, kurasa ada satu yang janggal. Dia tak seperti Ponijah. Dia selalu berlari menjauhi dan sulit sekali ditangkap. Menjelang sore, aku harus menggunakan strategi dengan kangkung di tangan agar dia mau mendekat. Kalau tidak, dia hanya akan bersembunyi di atas kolong langit-langit kosku yang bisa saja jebol jika dia terus menerus berlari-lari di sana. Kalau pun tak demikian, aku harus sembunyi-sembunyi mengintipnya. Aku memasukkan makanan ke kandanganya dan saat asyik makan, barulah aku bisa mengurungnya. Kalau tidak begitu, mungkin sampai malam hari dia akan berkeliaran di luar dan siap menjadi mangsa kucing yang memang berkeliaran di sekitar kos.
Sekarang telah Januari akhir di 2013. Artinya kebersamaan kami hampir 4 bulan sudah. Namun kurasa sikapnya tiada berubah. Benar-benar tak ada chemistry di antara kami. Aku berdiam dan ia berlari. Sulit sekali untuk menangkapnya. Padahal, aku telah berniat membeli seekor pejantan bulan ini. Mengingat dia betina, pasti membutuhkan pasangan untuk bereproduksi dan ini memang sudah saatnya. Tapi kurasa itu takkan terjadi. Aku sudah merasa cukup dengan perlakuannya. Benar-benar tak ada alasan lagi untuk terus mempertahankannya. Kami tak cocok.
Aku memutuskan untuk menjual Octa. Siapa pun pemiliknya nanti atau dia sekadar akan menjadi sate kelinci, itu terserah. Aku akan melepasnya untuk selamanya. Semoga ia menemukan pemeliharanya yang baru atau jalan hidup yang lain. Sekali lagi, semuanya T-E-R-S-E-R-A-H. Bye, Octa.

1 comment:

  1. wow..i like the blue around of your blog..(hehee..not comment about your octa:-))
    ian rajin nulis juga ternyata..

    ReplyDelete