Guru
Rasyid Ridha
Mesjid
Sabilal Muhtadin, Banjarmasin
“Apa yang kita kerjakan selama 24 jam ini ikutan kita
haruslah Rasulullah.” Jadi seyogyanya selaku seorang yang mengaku umat
Rasulullah sudah sepatutnyalah kita mengikut rasul kita, orang yang paling
mulia, yang kebaikan akhlaqnya dipuji oleh Allah dalam Al-Qur’an. Rasulullah
adalah sebaik-baik teladan dalam menjalani kehidupan.
“Kisah Samlun, seorang aulia Allah, beliau membujang hingga
tua karena kesibukan beribadah pada Allah. Maka kala beliau sudah tua, beliau
menikah dengan seorang wanita. Tak lama, wanita itu melahirkan seorang putri.
Ketika putri tersebut berumur 3 tahun, hati Samlun bergeser kecintaannya dari
Allah kepada anak. Maka Samlun dimimpikan dia berada dipadang Mahsyar dan
dibangkitkan bersama golongan
orang-orang shaleh. Namun, turun malaikat kemudian memberitahukan bahwa Samlun
tak lagi berada dalam golongan itu. Samlun protes.
“Karena kecintaanmu telah bergeser ketika engkau memiliki
anak.” Jawab malaikat.
Maka samlun berdoa.
“Bila putriku yang membuatku jauh dari Engkau, ya Allah, maka
cabut nyawanya.”
Ketika Samlun bangun maka ia diberitahu bahwa putrinya jatuh
dari tangga dan meninggal. Maka Samlun mengucapkan syukur kepada Allah karena
menghilangkan penghalang baginya.”
Berdasarkan
kisah tersebut, kiranya dapatlah kita mengambil pelajaran betapa besar
kecintaan seorang aulia Allah. Lalu bagaimana dengan kita, pernahkah kita minta
untuk dihilangkan hal-hal yang membuat kita bergeser, lupa, bahkan lalai dari
Allah. Bahkan kadang kita takut kehilangan apa yang kita miliki dan kadang
ketakutan itu melampaui ketakutan kita kepada Allah.
Wallahu’alam bissawab.
Semoga Allah selalu menuntun kita ke jalan yang lurus dan
diridhoi-Nya.
No comments:
Post a Comment