Udah lama kayanya gak Ngerenew this blog….Akhir2 ini memang sedang larut menikmati pasca liburan Idul Adha yang kemudian disusul sama yang namanya deadline skripsi. Yo’i…skripsi and deadline. Dua kata ini memeng bikin saya sok sibuk pekan ini. Kejar sana kejar sini buat ngambil yang namanya validasi materi. Pas agan-agan lagi baca tulisan ini, I’ve just come from Banjarbaru.
The story started when I should go to BJB for taking material validation from Ibu Sri Ekonomi. Ngambilnya di fakultas kedokteran Unlam. Jam 12 saya berangkat with my beloved motorcycle.
Ngeeng….perjalanan dimulai.
Ngeeng….perjalanan dimulai.
Pas jalan, berasa lapar. Diotakku dah berputar-putar nih mo singgah di mana. Rencana awal mo di rumah makan Bunda. The reason is tempatnya kayanya comportable dengan gaya lesehan dan pondok bambunya itu. But, pas sampai niat singgahnya hilang. (Gak enak Gan singgah ditempat seromnatis gitu sendirian…hee).
Next, pas sampe Gambut, terkenang deh kita ada tempat makan yang lumayan terkenal. Namanya tuh Tenda Biru (Apa hubungannya dengan Lagu Tenda Biru Desi Ratnasari ya? Hee). Sajiannya sebenarnya sederhana. It’s just nasi bungkus dengan berbagai varian lauk, mulai dari hati, haruan, sampe itik. Kita pilih itik aja gan coz yang namanya gambut kan terkenal sama sate itiknya. Hee.
Ngomingin soal rasa, lidah saya sih sebenarnya biasa-biasa aja. Itiknya oke gak amis. Pelanggannya banyak and harganya terjangkau. It’s just about Rp 13.000 gitu Gan + kerupuk and The Es. Pelayanan: Oke dan ramah. Terus, kalo mo shalat juga tersedia musalla meski miris juga sih melihat keadaannya yang tak terurus. Hiks :-(.
Nasi Bungkus Tenda Biru, This is it...
Next destination, I go to Banjarbaru. After meeting Ibu Ekonomi and getting the validation, I just berangkat lagi directly. Kali ini cuaca panas, gak kaya pas berangkat tadi kena hujan rintik-rintik dari gambut sampe Banjarbaru.
Pas pulang, rencananya sih mo nyobain sate itik gambut. Tapi, nasi bungkus tenda biru ternyata masih mengenyangkanku. Jadinya, kita pengin coba yang namanya Es kepala ( Ups…kelapa maksudnya) jahe. Inspirasinya sih bermula dari observasi beberapa kali lewat sana. Pengunjungnya akeh tenan, Gan. Karena penasaran kita singgah deh.
Nama warungnya Es Kelapa Jahe Mama Icha. Dari tulisannya, it’s doesn’t have cabang. So, klo mo coba memang harus datang ke tempat itu sahaja Pak/ Bu Cik. Menunya bervariasi, tapi semuanya tentu saja didominasi sama yang namanya es kelapa dengan berbagai varian rasa. Untuk harga, it’s start from Rp 7.000an pe Rp 20.000an. Mahal ya? Tapi untuk sebuah rasa tetap dicoba.
Awalnya cara mesannya bingung juga. Soalnya gak ada pelayan yang mampirin kita kaya diwarung-warung biasa. You should come first to the Kasir and order the menu then you will get the Bon…gitu Gan prosedurnya, ribet ya. (Nunggunya agak lama pula). But, pas pesanan Es Kelapa Muda Jahenya datang…Wow, what’s in my mind? It a big portion guys. Satu batok kelapa penuh dengan es Jahe bercampur (ya iyalah) kelapa muda yang diserut. Rasanya, ajib…pas banget. Bagi yang haus, dijamin kalian akan paham hokum kepuasan ekonomi yang diajarkan dikelas tiga SMA/MA. (Lho, apa korelasinya? Tanyakan pada Restu, hee).
Ehm....kelapa dicampur jahe.Slurppp...
Perjalanan lanjut. Rasanya cape banget, seharian. Mulai dari penelitian, bantu ngecek skripsi teman, sampe ke BJB ngambil validasi. Oh…it’s a tired day man. So, keputusannya istirahat dulu lah. Skripsi, pinggirin dlu aja Bang. Besok kita tengok lagi. Because of that, kita singgah di toko VCD, trus cari deh film terbaru Tintin the Movie. Dan ternyata, luar biasa Gan. Negeri memang kaya dengan orang-orang luar biasa dalam berbagai bidang. Terutama soal bajak-membajak. Mulai dari bajak laut (Dengerin aja lagu Nenek Moyangku Seorang Pelaut) sampe ngebajak film yang masihy tayang dibioskop. Ajib. Tuhan makasih atas anugerahmu (gaya lebay Raditya Dika). Finally kita sampe dikos jam 3.30. Once more…It’s a tired day, Man. So, let’s me take a rest before watching Tintin the Movie. J
No comments:
Post a Comment