KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil a’lamin, segala
puji bagi Allah SWT atas taufiq dan hidayah yang telah diberikanNya, sehingga
makalah ini dapat penulis selesaikan tanpa hambatan yang berarti.
Makalah ini disusun tidak lepas dari
dukungan orang-orang yang disayangi oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Tidak lupa penulis mengucapkan maaf
yang sebesar-besarnya, seandainya dalam pembuatan makalah ini terdapat
kesalahan-kesalahan serta kekurangan-kekurangan yang penulis lakukan. Semoga
apa yang diberikan oleh semua pihak yang membantu pembuatan makalah ini
mendapat balasan dari Allah SWT.
Nasehat dan saran pembaca sekalian
sangat penulis harapkan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Banjarmasin, Juni 2008
Penulis
DAFTAR ISI
Hal.
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………... i
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….. 1
- Latar belakang Masalah……………………………………………….... 1
- Tujuan penulisan………………………………………………………… 1
- Metode penulisan………………………………………………………… 1
- Batasan Masalah…………………………………………………………. 1
BAB II ISI……………………………………………………………………….. 2
- Timbulnya Jiwa Keberagamaan Pada Anak………………………….. 2
- Beberapa Teori-teori Tentang Timbulnya Jiwa Keberagamaan Pada
Anak……………………………………………………………………… 3
BAB III
SIMPULAN……………………………………………………………. 5
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar belakang Masalah
Pada hakekatnya
manusia adalah makhluk yang dilahirkan dalam keadaan lemah dan tak berdaya,
namun demikian ia telah mempunyai potensi bawaan yang bersifat laten, dalam
perkembangannya manusia dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan dan salah
satu sifat hakiki manusia adalah mencapai kebahagiaan itu, manusia membutuhkan
agama.
- Tujuan penulisan
Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah “Psikologi
Agama”. Selain itu juga untuk membantu pemahaman kita tentang “Timbulnya jiwa
keberagamaan pada anak”.
- Metode penulisan
Metode yang
digunakan Penulis dalam makalah ini adalah metode kepustakaan.
- Batasan Masalah
Dalam penulisan
makalah ini, Penulis membatasi masalah yang akan dibahas pada hal-hal sebagai
berikut :
1. Timbulnya jiwa
keberagamaan pada anak.
2. Beberapa teori-teori
tentang timbulnya jiwa keberagamaan pada anak.
BAB II
ISI
A. Timbulnya Jiwa
Keberagamaan Pada Anak.
Semua manusia
dilahirkan dalam keadaan lemah, baik fisik maupun psikis. Walaupun dalam
keadaan lemah, namun ia telah memiliki kemampuan yang bersifat laten. Potensi
bawaan ini memerlukan pengembangan melalui bimbingan dan pemeliharaan yang
mantap, lebih-lebih pada usia dini.
Sesuai dengan
prinsip pertumbuhannya, maka anak yang menuju dalam kedewasaan memerlukan
bimbingan sesuai dengan prinsip yang dimilikinya, yaitu :
1. Prinsip biologis.
Anak yang baru
lahir, belum dapat berdiri sendiri dalam arti masih dalam kondisi lemah secara
biologis.
2. Prinsip tanpa daya.
Anak yang baru
lahir hingga menginjak usia dewasa selalu mengharapkan bantuan dari orang
tuanya. Ia tidak berdaya untuk mengurus dirinya.
3. Prinsip eksplorasi.
Jasmani dan
rohani manusia akan berfungsi secara sempurna jika dipelihara dan dilatih, sehingga
anak sejak lahir baik jasmaninya maupun rohaninya memerlukan pengembangan
melalui pemeliharaan dan latihan yang berlangsung secara bertahap. Demikian
juga perkembangan agama pada diri anak.
Sejak dilahirkan
anak membawa fitrah beragama. Fitrah ini baru berfungsi setelah melalui proses
bimbingan dan latihan.[1]
Dalam al-Quran surat ar-Rum ayat 30,
Allah berfirman :
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ
الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ
الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ (٣٠)
Artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama
Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus;
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” [2](Q.S. ar-Rum : 30)
Secara Implisit, Fitrah dalam ayat tersebut bermakna
potensi untuk beragama, keinginan beragama, dan juga potensi untuk tidak
beragama. Kecenderungan / potensi itu tidak akan dirubah oleh Allah, artinya
memang demikian manusia itu diciptakan. Dengan demikian, memang sejak lahir
manusia sudah membawa potensi untuk beragama.[3]
B.
Beberapa
Teori-teori Tentang Timbulnya Jiwa Keberagamaan Pada Anak.
1.
Rasa
Ketergantungan (sense of depende).
Manusia dilahirkan ke Dunia ini memiliki
empat macam kebutuhan, yaitu keinginan untuk perlindungan (security),
keinginan akan pengalaman baru (new experience), keinginan untuk
mendapat tanggapan (response), dan keinginan untuk dikenal (recognition).
Berdasarkan kenyataan dan kerjasama dari keempat keinginan itu, maka bayi sejak
dilahirkan hidup dalam ketergantungan. Melalui pengalaman-pengalaman yang
diterimanya dari lingkungan kemudian terbentuklah rasa keagamaan pada anak.
2.
Instink Keagamaan.
Bayi yang dilahirkan sudah memiliki
beberapa instink, di antaranya intsink keagamaan. Belum terlihatnya tindak
keagamaan pada diri anak karena beberapa fungsi kejiwaan yang menopang
kematangan berfungsinya instink itu belum sempurna. Dengan demikian pendidikan
agama perlu diperkenalkan anak jauh sebelum usia 7 tahun. Artinya jauh sebelum
usia tersebut, nilai-nilai keagamaan perlu ditanamkan kepada anak sejak usia
dini. Nilai keagamaan itu sendiri bisa berarti perbuatan yang berhubungan
antara manusia dengan Tuhan atau hubungan antar sesama manusia.
BAB III
SIMPULAN
Kehidupan manusia mempunyai potensi beragama sejak
kelahirannya di dunia. Potensi bawaan (agama) tersebut memerlukan pengembangan
melalui bimbingan dan pemeliharaan yang mantap lebih-lebih pada usia dini.
Tanda-tanda keagamaan pada diri anak tumbuh terjalin secara integral sejalan
dengan perkembangan fungsi-fungsi kejiwaannya. Namun demikian
pengalaman-pengalaman yang diterima oleh anak dari lingkungan akan membentuk
rasa keberagamaan pada dirinya. Oleh karena itu, perlu usaha bimbingan dan
latihan dari pendidik seiring dengan perkembangan anak.
DAFTAR PUSTAKA
Jalaludin. 1996. Psikologi Agama.
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Mansur. 2005. Pendidikan Anak
Usia Dini dalam Islam. Jakarta : Pustaka Pelajar.
Sm, Ismail. dkk. 1996. Paradigma
Pendidikan Islam. Jakarta : Pustaka Pelajar.
[2]Fitrah Allah:
maksudnya ciptaan Allah. Manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama
yaitu agama tauhid. Kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka hal itu
tidaklah wajar. Mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantaran pengaruh
lingkungan, lih. Tejemahan al-Quran
Depag R.I.
No comments:
Post a Comment