Hikayat Pencuri CD (Part II)
Bergabung
Hari itu semua fakta telah
terungkap. Tim pencari fakta “Manis Manja Detektif” pun kini telah melaporkan
semuanya kepada polisi berdasarkan bukti-bukti yang mereka peroleh. MR
dipenjara dengan masa tahanan lebih lama dari para koruptor.
Meski demikian, murung di wajah Izha belum bisa
terhapus. CD yang ia cari belum ditemukan ditempat MR. Kemungkinan MR telah
mengirimkannya kepada bosnya.
“Hik…hik…hik,” Tangis Izha,
“Bagaimana ini, pencuri telah ditangkap namun CD kesayanganku belum juga
ketemu.”
“Sabarlah Bu, Izha! Nasehat Bu Kurniati,
“Kami dan para polisi akan bekerja keras untuk meringkus bos mafia CD ini. Akan
aka mengerahkan seluruh tenaga dan apa yang kami bisa demi menemukan apa yang
kau cari.”
“Lagipula, kami telah mendapatkan
alamat dari MR di mana posisi bos mafia itu sekarang.” Sambung Bu El.”
“Oh…sungguh kalian semua begitu
baik. Aku berhutang pada kalian.” Kata Izha.
“Ah, tak usah begitu, Bu. Cukup
belikan pulsa aja buat paket kita internetan nantinya. Biar kita tetap bisa
whatapps-whatapps-an lagi.” Sahut Bu RT.”
“Cape deh…kukira gratisan beneran
pertolongannya. Okelah kalau begitu.” Jawab Izha.
Semua tersenyum senang.
“Tapi harus ikut kalian dalam
menangkap bos mafia itu.” Kata Izha.
***
Malam Penyergapan
Malam itu, tim pencari fakta “Manis Manja Detektif” beserta Izha dan polisi mengepung persembunyi
Ipeh. Seorang yang diduga sebagai otak dari segalanya. Dialah yang disebut
sebagai Bos Mafia CD. Dia memiliki jaringan International sehingga sulit sekali
dilacak. Namun, tertangkapnya MR sepertinya bisa menjadi akhir dari
pelariannya.
Sepertinya usaha pengepungan itu
tidak akan sulit. Pasalnya, Ipeh sama sekali tidak menugaskan anak buah untuk
menjaga rumah persembunyiannya yang terletak jauh di perbukitan. Mungkin ini
semua ia lakukan agar tidak mencolok dan menjadi perhatian warga lainnya.
Pak Rifqi mengeluarkan keahliannya.
Dia bisa membuka pintu hanya dengan memasukkan bulu hidungnya ke lubang kunci.
Dan luar biasa, pintu terbuka dengan mudahnya.
“Sepertinya gue harus bilang Wow,”
kata Polisi yang melihat hal itu.
“Dan sepertinya saa harus koprol”
kata Pak Azmi.
“Haaa…aku telah mempelajari keahlian
ini sejak masih kecil. Ini adalah bakatku.” Sahut Rifqi bangga.
Mereka kemudian berjalan pelan dalam
gelap. Rumah itu tidak memiliki lampu sama sekali. Hanya ada cahaya senter yang
dibawa oleh Bu RT. Perlahan mereka mendekati sebuah pintu kamar.
“Tenang, kalian semua sekarang
mundur. Aku ingin menunjukkan keahlianku.” Kata Bu RT.
Semua mundur perlahan. Mereka
menunggu seperti apakah keahlian yang dimaksud Bu RT.
Mula-mula Bu RT memasukkan
telunjuknya ke hidung. Mengorek-ngorek hidungnya hingga gatal dan kemudian:
“Hattttttttcim” Sebuah suara bersin
cetar membahana badai O’lala terdengar. Pintu kamar itu hancur seketika. Izha,
Manis Manja Detektif, dan para polisi itu pun terkejut mendengar suara bersin
yang begitu dahsyat.
“Wow” lalu mereka semua koprol.
Ipeh yang sedang tertidur pun
terbangun dan begitu terkejut dengan penyergapan itu. Dia masih memakai celana
dalam batik di kepalanya. Iya, aneh memang. Seperti keterangan MR bahwa Ipeh
seperti seorang psikopat. Dia berkelakuan aneh. Dari semua koleksi keanehannya
itu yang paling menonjol adalah dia selalu memakai celana dalambekas wanita di
kepalanya. Di kala siang atau sedang berjalan-jalan, ia menutupi celana dalam
itu dengan kain atau topi besar.
“Heh, ternyata kalian berhasil
menemukan persembunyianku.” Kata Ipeh sinis.
Mendengar suara itu, Izha seperti
mengenalnya. Ia langsung merebut senter yang ada ditangan Bu RT dan
mengarahkannya ke wajah Ipeh. Dan alangkah terkejutnya ia.
“Kau…Hanif? Kau Hanif kan. Mengapa
kau melakukan semua ini padaku.” Tangis Izha.
Semua yang ada di sana tertegun.
Hanya Bu RT dan Pak Rifqi yang tahu kenapa Izha begitu terkejut melihat wajah
itu. Iya, Ipeh ternyata adalah Hanif. Kekasih Izha 20 tahun silam. Mereka
saling mencintai namun entah kenapa mereka putus. Celana dalam batik yang
berada di kepala Ipeh itu sesuangguhnya adalah pemberian darinya. Hadiah ulang
tahun Izha yang ke-21.
“Kau mau tahu heh.” Kata Ipeh. “Ini
semua memang rencanaku. Aku membentuk jaringan mafia pencuri CD ini hanya untuk
menemukan CD batik ini. Selama 20 tahun usahaku. Akhirnya aku menemukannya.
Haaaaa”
“Tapi kenapa,” jerit Izha sedih.
“Kau mau tahu kenapa? Aku juga ta
tahu kenapa. Sama alasannya dengan kenapa kau putuskan aku waktu itu. Aku tahu
kau masih mencintaiku. Jika tidak, mana mungkin kau kan mencari celana dalam
ini begitu serius.” Teriak Ipeh yang kini dengan nada sedih.”
“Aku…aku…tak bisa
menjelaskan kenapa aku memutuskanmu. Aku…aku…” Jawab Izha getir. Kini dia hanya
bisa menangis tanpa melanjutkan kata-kata.
Suasana tegang itu kini
berubah menjadi suasana penuh pertanyaan di hati Bu El, Pak Azmi, Bu Kur, dan
para polisi. Kini semuanya menjadi terharu. Di saat seperti itulah Ipeh melihat
celah untuk dirinya. Ia menarik nafas dan mengeluarkan jurus andalannya. Dan
Tiba-tiba
“Puuttt…puuttt…putt…puuttt….puttt.”
Rupanya Ipeh mengeluarkan jurus pamungkas miliknya, kentut rentet lima.
Kamar gelap itu kini seperti dipenuhi asap dengan bau busuk.
“Oh…tolong” Kata Bu El.
“Aku tak tahan lagi. Aku sudah lemas.”
“Iya, kita harus keluar
dari ruangan ini. Jika tidak, kita bisa mati lemas di sini.” Kata seorang
polisi.
“Tapi,” Kata Bu
Kurniati “Kita Ipeh akan melarikan diri. Kita belum mendapatkan CD batik itu.
Kasihan Bu Izha.”
“Sudah….kalian tidak
usah memikirkan itu. CD itu telah kembali kepada pemiliknya. Aku tak akan
mengerjarnya lagi.” Sahut Izha dengan masih tersedu sedan.
“Baiklah,” kata Bu RT,
“Kita harus segera keluar dari sini.”
Semua bergegas keluar,
mencari tempat aman.
“Heh,” kata Pak Azmi, “
Akhirnya kita semua selamat.”
“Iya, syukurlah.” Sahut
Bu El.
“Tapi sebentar,” kata
Pak Rifqi, “Apa kalian melihat Bu Izha.”
“Apah?” Bu RT panik,
“Iya, Bu Izha kemana?”
“Jangan-jangan,” kata
seorang Polisi.
“IZHA MASIH TERTINGGAL
DI DALAM.” Teriak Manis Manja Detektif serentak.
Dan baru saja mereka
mau kembali ke gedung itu, tiba-tiba.
“DOAAAMMMM”
Gedung itu meledak.
Rupanya kentut ipeh itu mengandung senyawa kimia yang akan meledak dalam 10
menit setelah terkontaminasi dengan udara luar. Semua kini menjadi puing.
Tamat
Izha meninggal bersama kentut mantan kekasihnya. Entah alasan apa hingga
ia memutuskan pacarnya tersebut. Ipeh sekarang pergi entah kemana. Tapi menurut
suatu kabar, ia telah bunuh diri dengan kentutnya sendiri setelah mengetahui
kematian Izha. Cinta memang kadang aneh. Kadang membawa bahagia namun tak
sedikit yang hatinya juga terluka atau menjadi ‘gila.’
No comments:
Post a Comment