Ponijah
dan Paijo
Sekarang aku punya peliharaan baru.
Namanya Ponijah, kelinci betina berbulu lebat. Aku baru membelinya seminggu
yang lalu. Alhamdulillah Ponijah hingga kini masih sehat dan sudah mulai gemuk.
Senang.
Sebagai makhluk yang diciptakan
berpasang-pasangan, pastinya dia memerlukan seekor pejantan. Nah, jadinya aku
kemarin beli lagi satu ekor. Sekarang namanya Paijo, berbeda dengan Ponijah,
bulunya agak pendek namun klo dielus lebih lembut. Mereka memang sengaja
kupilih dari jenis yang berbeda. Harapannya, kelak kalo mereka kawin nanti punya
anak berbulu lebat dan lembut. J
Ponijah dan Paijo agak berbeda. Pojinah
sangat jinak. Dia suka mendekat kepadaku waktu memberi makanan. Sebaliknya
dengan Paijo, dia lebih menjaga jarak dengan siapa pun. Kurasa ini karena
kesalahan waktu melepasnya kemarin. Ponijah sebelumnya berada dikandang lebih
lama dan terbiasa makan-makanannya dari tanganku. Sementara Paijo, dia kulepas
setelah tak lama dibeli dari pasar. Oya, aku melepas meraka ditempat jemuran
yang ada di lantai atas kosku. Tempatnya luas dan juga ada atap buat meraka
bernaung. Udaranya juga segar karena berada ditempat terbuka. Semoga merasa
merasa senang berada di sana dan tidak merasa terkurung.
Untuk masalah pakan, biasanya aku
memberikan mereka berupa sayur seperti kangkung, bayam, dan wortel. Kadang juga
diselingi buah seperti semangka, papaya, dan melon. Namun, akhir-akhir ini
sepertinya Ponijah dan Paijo mulai pemilih. Paijo lebih suka wortel sementara
Ponijah lebih suka kangkung. Kalau wortel sih gak apa-apa. Cuma kangkung,
menurut referensi dari mbah Google yang kubaca, tidak terlalu bagus untuk
kelinci. Apalagi kencingnya si Ponijah memang benar-benar pesing bila
kebanyakan makan kangkung. Tapi ya mau bagaimana lagi, dia sukanya itu. Sayuran
lain tidak dimakan. (Ijah…Ijah, kamu kan betina, jaga penampilan dikit donk.
Masa pas dekat-deket Paijo kamu nanti bau pesing).
Bagiku Ponijah dan Paijo memberikan
kesenangan tersendiri. Menurutku memiliki peliharaan itu menyenangkan. At least,
kita merasa senang ketika melihat mereka tumbuh, bermain, apalagi bila sampai
berkembang biak. Namun, juga harus diakui di sisi lain, kita harus menyiapkan
extra budget buat pengeluaran bulanan dan agak susah kalo mereka sedang sakit
atau bahkan sedih jika peliharaan kita itu mati. Tapi bukankah selalu begitu,
kita harus berkorban untuk sesuatu yang kita cintai dan merasa siap untuk
segala resiko yang akan datang pada kita.
Alih Profesi ya Mas~??
ReplyDelete